Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penempatan Stiker Jangan Asal Templok!



memadu-padankan unsur perawatan, keindahan, style dilakukan dengan penempelan stiker pada bagian motor di bodi, pelek, lampu, dan lainnya.

Stiker ini pun bukan sekadar gambar tempel biasa, namun mempunyai motif dan kualitas beragam. Begitu juga di soal bentuk. Bisa berupa tulisan, grafis, logo, gambar kartun, dan lainnya.

“Biasanya pengendara menempel stiker pada motornya biar cat asli motor terlindungi. Juga untuk menutupi bagian bodi yang lecet. Selain itu, harga stiker juga lebih murah dibanding bila membeli cat atau jenis lainnya,”pasti Yayan Supriyatna, pengendara skubek Shangyang yang sedang memberi stiker pada tebeng depan bagian bawah

Soal posisi dan motif juga perlu dipikirkan saat pengendara hendak menambahkan stiker di motor.

“Kadang banyak pengendara yang asal main tempel. Di sepatbor belakang ditempel banyak stiker dengan kata-kata atau tulisan lucu. Mestinya tidak perlu sedemikian banyaknya,” kata Syafrul Roni, pedagang stiker di Palmerah, Jakarta Barat.

Pilihan warna stiker juga perlu diperhatikan seperti Yayan misalnya, skubek yang telah berusia lebih 6 tahun ini memiliki warna dasar cokelat muda. Tanpa ada variasi warna lainnya.

“Sebagai penyegaran, saya pasang di beberapa tempat. Juga untuk memberikan kesan lebih berwarna. Pilihannya ia meminta untuk memasang stiker kelir hitam yang cocok dipadu cokelat muda,” kata pria asal Bandung ini.

Harga stiker tulisan atau grafis yang ditempel pada kaca bus ini tergantung dari panjang pendeknya tulisan yang diinginkan. Semakin panjang tentu akan semakin mahal. Standar ukuran tulisan 70-90 cm dengan harga di kisaran Rp 30.000 sampai Rp 100.000.

Untuk penempatan dan proporsional stiker grafis juga harus memperhitungkan wadah atau tempat di mana stiker itu akan dipasang. “Gambar grafis besar seperti kartun sebaiknya diletakkan pada bodi. Untuk binatang kecil seperti cicak bisa ditaruh di tebeng. Tapi, soal lokasi ini juga tergantung selera pemilik motor,” jelas Syafrul Roni yang asal Bukittinggi Sumatera Barat ini.

Kini yang lebih canggih lagi, seseorang bisa melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum mengaplikasinya di motor. Dengan bantuan program komputer, setiap panel atau bodi yang hendak ditempelin stiker bisa dipastikan pantas atau tidaknya terlebih dahulu sebelum stiker atau gambar dipasang.

“Model cutting sticker dengan computerized sekarang ini telah banyak dilakukan untuk memudahkan pemilik motor mengetahui hasil modifikasi stiker sebelum diterapkan,” tambah Agus Wicaksono dari bengkel Witjax Modizigner.

Untuk pembuatan cutting sticker yang terkomputerisasi memang lebih mahal dibanding model stiker bolt-on. Sebab, konsumen bisa melakukan apa yang diingini sebelumnya.

“Kemungkinan hasilnya melenceng, juga bisa diminimalkan. Karena semua model yang dibuat telah disepakati sebelumnya antara modifikator dengan pemilik motor,” kata pria kelahiran Medan, Sumatera Utara 26 tahun lalu ini.

Biar nggak salah gaya dan tampil, memang sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu. Terutama untuk pemilihan motif dan lokasi yang dirasa paling ideal untuk menempel stiker dimaksud.

(motorplus-online.com)